Pesona Twitter

"Gw hanya mau jadi diri gw sendiri."
"Suka ngga suka, inilah diriku. Gw ngga akan "memakai topeng" hanya untuk menarik perhatian orang lain."
"Kalau lo suka gw, terima gw apa adanya."
"Gw juga ngga butuh cowo yang tebar pesona"
"Silahkan tebarkan pesonamu pada perempuan lain, dan stop, jangan pada diriku"
Kalimat itu keluar dari mulut Sitta. Sudah hampir sepuluh menit ia berkomat-kamit sendiri. Meyakinkan dirinya akan prinsipnya. Bersandar di bantal empuk kesayangannya, sambil memegang Blackberry-nya, mulutnya masih mengucapkan rentetan kalimat itu.
Tingkah laku anehnya ini timbul setelah ia melihat profile gebetan barunya di twitter. Revan. Cowo yang diidolakannya beberapa hari terakhir ini, sepertinya tidak sebaik yang ia pikir.
"Revan itu:
Dia ramah. Tapi ternyata memang ramah pada semua orang.
Dia keren. Ngga bisa dijadikan alasan.
Dia rajin. Masa? Tweet kan hanya sekedar tweet.
Baiklah, memang suatu kesalahan terlalu terlena akan pesonanya. Gw akan mundur. Anggaplah itu semua godaan. Ambil saja keuntungannya, toh ada ilmu yang bisa didapatkan.
-Jangan terlalu cepat menilai orang- dan -Jangan mudah berkhayal-"
Setelah berulang kali mengucapkan kalimat itu, Sitta tertidur pulas dan mematikan Blackberry-nya.
Komentar
Posting Komentar