South Namp, Block 3A


Tatapannya dingin, sedingin es kutub utara. Matanya memandang lurus ke depan, seakan-akan sedang memerhatikan sesuatu dengan seksama. Bulir keringat menjatuhi wajahnya yang mulai berkerut. Daster hitamnya yang agak kusut dilapisi jubah hijau yang menjuntai hingga ujung pergelangan kakinya. Sudah hampirr satu jam wanita berjubah hijau itu duduk tegak dengan anggunnya di bangku taman.


Masyarakat di perbukitan desa Hilles memanggilnya Mrs Wood. Pemandangan seperti itu selalu terjadi menjelang matahari terbenam sejak kematian suaminya. Kematian yang tidak wajar, lebih mirip kasus pembunuhan daripada sekedar serangan jantung. Kematian yang tampaknya belum dapat ia terima.

Tepat jam 7 malam ia beranjak pergi. Tidak seperti biasanya, dimana ia selalu bersenandung sambil berjalan pulang, kali ini ia tampak jalan dengan tergesa-gesa. Jubahnya yang menjuntai, kadang terseret dan tersangkut ranting pepohonan di pinggir jalan. Namun ia tampak tidak peduli. Jalanan saat itu tampak sepi, hanya ada satu-dua mobil yang berlalu lalang. Perbukitan desa Hilles sama sepinya dengan desa kecil di Amerika pada umumnya. Dari jendela terlihat api yang bermain-main di tungku, memberikan kehangatan pada keluarga kecil yang bersantap ria di meja makan. Melihat pemandangan itu, Mrs Wood teringat akan keluarganya. Mrs Wood membelokan jalannya di blok terakhir. Ia merogoh saku dasternya, tampak mencari-cari sesuatu. Secarik kertas yang sudah lusuh tergeletak tak berdaya di telapak tangannya. Tulisannya hampir pudar. Mrs wood mencari lampu jalan untuk membantunya membaca alamat yang tertera di kertas itu. Dua orang yang sedang mabuk hampir menabraknya ketika ia sedang berkonsentrasi pada kertas itu. Untuk menghindari perdebatan ia segera berjalan cepat ke pinggir, tempat lampu jalan berada. “South Namp, Block 3A” akhirnya ia dapat membaca alamat itu. Sebuah alamat yang menunjukkan tempat kediaman detektif ternama di desa Hilles.

Komentar

Postingan Populer